Jumat, 20 Agustus 2010

Surat Cinta Terbuka


Sahabat,

Apa kabar? Semoga Allah, Sang Kekasih Sejati senantiasa memayungimu dengan rahmat-Nya. Sesungguhnya, limpahan cinta-Nya kepada segenap makhluk, begitu melimpah...tiada batas. Oleh karena itu letakkan jemari pada jantungmu, rasakan degubnya setiap waktu. Adakah asma-Nya berdegub bersama aliran darahmu. Ia telah melukis kuasa-nya pada wajahmu sehingga tercipta sebaik-baik rupa. Letakkan jemari pada hatimu dan akalmu, rasakan pelita ilmu dan hikmah yang menyala setiap waktu sehingga tercvipta dunia yang indah tiada tara.

Siapakah Ia Sang Pencipta? Yang telah meletakkan jantung hati dalam rongganya dan meniupkan ruh-Nya.

Siapakah Ia Sang Pencipta? Yang telah meletakkan hikmah dan ilmu dalam wadahnya dan meniupkan cahaya-Nya.

Sahabat,

Cinta pada selain-Nya adalah semu belaka seperti fatamorgana. Benarkah ia sepenuhnya mencintaimu? Menerima apa adanya? Mendambamu walau engkau mengecewakannya?

Benarkah cintanya setinggi gunung Fujiyama, sehingga untuk mendapatkan belas kasihmu, lautan berapi rela ia sebrangi? Benarkah janji-janjinya, bahwa ia ingintetap berada di sisimu apapun yang akan terjadi, meskipun topaan badai menghadangmu walau kan senantiasa menyakitinya?

Tentu tidak. Sebab ia sebagaimana dirimu, hanya mengingini jasad dan duniamu belaka. Ia hanya menginginkan sepenggal kesemuan yang terpancar indah dari ragamu. Percayalah, semua itu hanya angan belaka!

Adakah cinta sejati ada padamu dan dia tanpa karunia dari-Nya?

Tentu tidak. Sebab adalah cinta dalam rangka ketaatan pada-Nya, cinta sejati adalah menyatukan rasa dalam syariat-Nya.

Percayakah engkau bahwa Ia tak pernah mengkhianati cinta kita, walau kita begitu jarang menjenguk-Nya.

Percayakah engkau bahwa Ia selalu memberikan yang terbaik walau kita tak sejenak pun merindukan-Nya.

Percayakah engkau bahwa Ia selalu menatap kita penuh cinta walau kita tak sedetik pun bersujud pada-Nya.

Sesungguhnya kegembiraan-Nya menyambut seorang hamba yang bertaubat, lebih marak rasa yang terpancar dari seorang pengembara yang menemukan kembali keledai dan perbekalannya, sementara ia dalam kondisi letih, lapar dan mengantuk. Selangkah kita mendekat kepada-Nya, seribu langkah Ia mendekat kepada kita.

Subhanalloh !

Sahabat,

Usia kita terbatas, sahabat!

Alangkah merugi jika kita memberikan cinta kita seluruhnya pada seseorang yang tak semestinya.

Cintai manusia yang kau cinta secara sederhana.

Cintai bunga-bunga yang menawan secara sederhana.

Cintai kehidupan yang berlimpah kenikmatan secara sederhana.

Cintai apapun secara sederhana.

Karena masih ada cinta yang teramat istimewa, yakni cinta pada Sang Pemilik Cinta, allah subhanahu Wa Ta’ala...

Teramat rugi jika engkau mengabaikannya...


(( “ Materi Tarbiyah untuk Remaja – Remaja Bicara cinta” ))